TIANG GAWANG!!!

Tekad tiang
            Hari itu mentari bersinar seolah ingin memanggang siapa saja yang terkena libasan cahayanya. Bahkan awanpun seolah tidak ingin ikut terpanggang cahaya mentari. di sebuah sudut lapangan sepak bola berdiri tegak pohon kelapa yang daunnya melambai-lambai tertiup angin yang cukup kencang. Angin tersebut membuat teriknya mentari yang berada tepat di atas kepala seperti ikut tersapu bersama daun-daun pohon mahoni yang terletak mengelilingi lapangan tersebut.
            Teriknya mentari pada hari itu rupanya tidak mengalahkan minat warga yang ingin menyaksikan pertandingan sepak bola yang di adakan di lapangan itu. Pedagang berjejer di pinggir lapangan seolah mereka ingin ikut memeriahkan pertandingan tersebut. sorak sorai para penonton ditambah komentator yang terus saja berbicara pada pengeras suara membuat keadaan begitu sangat ramai.
            Tetapi kondisi seperti itu tidak membuatku kehilangan konsentrasi dalam menjaga gawang. Kulihat di pinggir lapangan skor masih 2-2 , itu artinya timku dan tim lawan masih sama-sama tangguh. wasit sudah mulai melihat jam di tangannya. Pertanda kami sudah bermain selama hampir  90 menit. Peluit akhirnya di tiup dan papan skor masih menunjukan angka 2-2.
            Aku dan tim segera menuju ke bench pemain yang terletak tepat di belakang gawang yang tadi ku jaga. Sebotol air  melayang di depan ku, segera ku tangkap dan mengucapkan terima kasih pada pelatih. Aku dan tim beristirahat, sembari mendengar arahan dan motivasi. panasnya mentari pada saat itu tidak dapat mengalahkan panasnya semangat timku untuk meraih kemenangan di pertandingan final hari ini.
            Peluit wasit berbunyi, itu pertanda aku dan tim harus segera memasuki lapangan. Aku dan tim segera membentuk lingkaran dan berdoa meminta kemenangan untuk tim. Pertandingan di lanjutkan dengan adu penalti. Timku  mendapat giliran pertama menendang, penjaga gawang bersiap untuk mematahkan tendangan itu.
Peluit di bunyikan dan penendang pertama dari timku  menendang ke arah kanan dari gawang. Penjaga gawang musuh segera melompat untuk menghentikan bola, bola melesat kencang dan tidak dapat ditangkap. Penalti terus berjalan dan kulihat papan skor 4-5 untuk keunggulan timku. Ini adalah kesempatan terakhirku untuk menggagalkan tendangan lawan, setelah sebelumnya jala gawang timku bergetar 4 kali oleh penendang lawan.
Peluit di bunyikan dan penendang terakhir tim lawan bersiap menendang, tendangan dilakukan ke arah kanan dari gawang, tepat di saat bersamaan aku melompat ke arah bola. Dan berhasil menepis bola sehingga arah bola melebar. Beruntung bagiku karna tepisan tadi membuat bola membentur tiang dan gagal masuk ke dalam gawang. Sorak penonton dan teriakan timku yang sukses menjadi juarapun saling bersahutan, ternyata bukan hanya timku saja yang bertekad menang, tiang gawang pun ikut bertekad menjadikan timku sebagai pemenang sesungguhnya.


Komentar